PEMETAAN SOSIAL
Pemetaan sosial
(social mapping) merupakan upaya
mengidentifikasi dan memahami struktur sosial (sistem kelembagaan dan individu)
tata hubungan antar lembaga dan atau individu pada lingkungan sosial tertentu.
Pemetaan sosial dapat juga diartikan sebagai social profiling atau “ pembuatan
profil suatu masyarakat “ Identifikasi kelembagaan dan individu ini dilakukan
secara akademik melalui suatu penelitian lapangan, yakni mengumpulkan data
secara langsung, menginterpretasikannya dan menetapkan tata hubungan antara
satu dengan lain satuan sosial dalam kawasan komunitas yang diteliti (Dody
Prayogo,2003).
Identifikasi tata hubungan ini dapat
dikaitkan dengan keberadaan pranata sebagai salah satu institusi di dalam
kelembagaan sosial atau organisasi sosial dan atau sekitar komunitas yang
dimaksud. Identifikasi tata hubungan inilah yang disebut dengan pemetaan atau
mapping, yang memberikan gambaran posisi pranata terhadap lembaga lain di dalam
komunitas tersebut, sekaligus memberi gambaran bagaimana sifat hubungan antara
pranata dengan lembaga-lembaga tersebut. Adapun tujuan utama membuat pemetaan
sosial adalah diperolehnya program prioritas dan alokasi sumber dalam penguatan
kelompok sosial masyarakat dari pengaruh budaya-budaya luar secara efisien,
efektif dan berkelanjutan .
TUJUAN PEMETAAN SOSIAL
1.
Tersusunnya
indikator bobot masalah dan jangkauan fasilitas pelayanan sosial dalam kegiatan penguatan.
2.
Diperolehnya
peta digitasi sebagai dasar pengembangan informasi untuk penguatan
kelompok-kelompok sosial.
3.
Diperolehnya
peta-peta fematik dengan sistem informasi geografis (GIS), sehingga diketahui
berbagai pengaruh budaya-budaya luar.
4.
Tersusunnya
prioritas rencana program penguatan berdasarkan jenis masalah dan satuan
wilayah komunitas yang ada pengaruhnya dari budaya-budaya luar.
5.
Dapat
ditentukan alokasi program prioritas untuk kegiatan penguatan.
6.
Sebagai
langkah awal pengenalan lokasi dan pemahaman terhadap kondisi masyarakat
7.
Untuk
mengetahui kondisi sosial masyarakat.
8.
Sebagai
dasar pendekatan dan metoda pelaksanaan melalui sosialisasi dan pelatihan.
9.
Sebagai
dasar penyusunan rencana kerja yang bersifat taktis terhadap permasalahan yang
dihadapi
10. Sebagai acuan
dasar untuk mengetahui terjadinya proses perubahan sikap dan perilaku pada
masyarakat.
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PEMETAAN SOSIAL
Kelebihan pemetaan sosial :
1.
Mengidentifikasi
dan mengukur kondisi modal sosial di daerah yang diteliti
2.
Menganalisis
keterkaitan antara modal sosial dengan penanggulangan kemiskinan di suatu
daerah yang diteliti
3.
Merumuskan
desain pemanfaatan modal sosial untuk penanggulangan kemiskinan di suatu daerah
yang diteliti
Kelemahan Pemetaan Sosial :
1.
Lembaga
harus mempunyai aturan
Kajian dipahami
oleh masyarakat pada lembaga lembaga yang ada di desa yang sudah mapan atau
yang mempunyai aturan yang jelas . adapun paguyuban atau perkumpulan yang ada
di masyarakat kadang tidak bisa dibaca secara jelas . di samping itu koordinasi
antar anggota lembaga juga dirasa masih sangat kurang , bahkan terkesan tidak
ada kompetisi dalam memajukan masyarakat desa .
2.
Tidak
bisa merubah lembaga
Mereka menyadari , jika hanya
kajian saja yang dilakukan , maka tidak bisa merubah lembaga yang ada di
lingkungan mereka. Masyarakat hanya mengetahui peran dan fungsi lembaga secara
keseluruhan yang ada di tingkat desa. Namun kajian ini tidak sekaligus bisa
atau mampu memperbaiki lembaga lembaga yang ada. Artinya tidak semua lembaga
dapat diaktifkan namun pengembangan kelembagaan harus disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat lokal .
3.
Modal
Sosial Lemah
Dalam lembaga
lembaga yang ada di tingkat desa dianggap oleh masyarakat memiliki modal sosial yang lemah , sehingga
rentan akan ketidak aktifan.
PEMETAAN SOSIAL KOTA BEKASI
![]() |
![]() |
||
Kota Bekasi merupakan salah satu kota
yang terdapat di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Nama Bekasi berasal dari kata
bagasasi yang artinya sama dengan candrabaga yang tertulis dalam Prasasti Tugu
era Kerajaan Tarumanegara, yaitu nama sungai yang melewati kota ini. Kota ini
merupakan bagian dari megapolitan Jabodetabek dan menjadi kota dengan jumlah
penduduk terbanyak keempat di Indonesia. Saat ini Kota Bekasi berkembang
menjadi tempat tinggal kaum urban dan sentra industri. kota bekasi juga
dijuluki sebagai Kota Patriot dan Kota Pejuang.
GEOGRAFI
Luas Wilayah dan Letak Geografis
Kota Bekasi memiliki luas wilayah
sekitar 210,49 km2, dengan batas wilayah Kota Bekasi adalah:
·
Sebelah
Utara : Kabupaten Bekasi
·
Sebelah
Selatan : Kabupaten Bogor dan Kota Depok
·
Sebelah
Barat : Provinsi DKI Jakarta
·
Sebelah
Timur : Kabupaten Bekasi
·
Letak
geografis : 106o48’28’’ – 107o27’29’’ Bujur Timur dan 6o10’6’’ – 6o30’6’’
Lintang Selatan.
Topografi
Kondisi Topografi kota Bekasi dengan
kemiringan antara 0 – 2 % dan terletak pada ketinggian antara 11 m – 81 m di
atas permukaan air laut.
Ketinggian >25 m : Kecamatan Medan
Satria, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Bekasi Timur dan Pondok Gede
Ketinggian 25 – 100 m : Kecamatan Bantargebang,
Pondok Melati, Jatiasih
Wilayah dengan ketinggian dan kemiringan
rendah yang menyebabkan daerah tersebut banyak genangan, terutama pada saat
musim hujan yaitu: di Kecamatan Jatiasih, Bekasi Timur, Rawalumbu, Bekasi
Selatan, Bekasi Barat, dan Kecamatan Pondok Melati.
Jenis Tanah dan Geologi
Struktur geologi wilayah Kota Bekasi
didominasi oleh pleistocene volcanik facies namun terdapat dua kecamatan yang
memiliki karakteristik struktur lainnya yaitu:
·
Bekasi
Utara : Struktur Aluvium
·
Bekasi
Timur : Struktur Miocene Sedimentary Facies
Di Bekasi Selatan terdapat sumur gas
JNG-A (106o 55’ 8,687” BT; 06o 20’54,051”) dan Sumur JNGB (106o 55’ 21,155” BT;
06o 21’ 10,498”)
Hidrologi dan klimatologi
Kondisi hidrologi Kota Bekasi dibedakan
menjadi dua:
1.
Air
permukaan, mencakup kondisi air hujan yang mengalir ke sungai-sungai.
Wilayah Kota Bekasi dialiri 3
(tiga) sungai utama yaitu Sungai Cakung, Sungai Bekasi dan Sungai Sunter,
beserta anak-anak sungainya. Sungai Bekasi mempunyai hulu di Sungai Cikeas yang
berasal dari gunung pada ketinggian kurang lebih 1.500 meter dari permukaan
air.
Air permukaan yang terdapat di wilayah
Kota Bekasi meliputi sungai/kali Bekasi dan beberapa sungai/kali kecil serta
saluran irigasi Tarum Barat yang selain digunakan untuk mengairi sawah juga
merupakan sumber air baku bagi kebutuhan air minum wilayah Bekasi (kota dan
kabupaten) dan wilayah DKI Jakarta. Kondisi air permukaan kali Bekasi saat ini
tercemar oleh limbah industri yang terdapat di bagian selatan wilayah Kota
Bekasi (industri di wilayah Kabupaten Bogor).
2.
Air
tanah
Kondisi air tanah di wilayah
Kota Bekasi sebagian cukup potensial untuk digunakan sebagai sumber air bersih
terutama di wilayah selatan Kota Bekasi, tetapi untuk daerah yang berada di
sekitar TPA Bantargebang kondisi air tanahnya kemungkinan besar sudah tercemar.
Wilayah Kota Bekasi secara umum
tergolong pada iklim kering dengan tingkat kelembaban yang rendah. Kondisi
lingkungan sehari-hari sangat panas. Hal ini terlebih dipengaruhi oleh tata
guna lahan yang meningkat terutama industri/perdagangan dan permukiman.
Temperatur harian diperkirakan berkisar antara 24 – 33° C.
Permukiman
Jumlah Penduduk Kota Bekasi saat ini
lebih dari 2,2 juta jiwa yang tersebar di 12 kecamatan, yaitu Kecamatan Pondok
Gede, Jati Sampurna, Jati Asih, Bantar Gebang, Bekasi Timur, Rawa Lumbu, Bekasi
Selatan, Bekasi Barat, Medan Satria, Bekasi Utara, Mustika Jaya, Pondok Melati.
Dari total luas wilayahnya, lebih dari
50% sudah menjadi kawasan efektif perkotaan dengan 90% kawasan perumahan, 4%
kawasan industri, 3% kawasan perdagangan, dan sisanya untuk bangunan lainnya.
PEMBAGIAN ADMINISTRATIF
Kecamatan di Kota Bekasi adalah:
·
Bantar
Gebang
·
Bekasi
Barat
·
Bekasi
Selatan
·
Bekasi
Timur
·
Bekasi
Utara
·
Jatiasih
·
Jatisampurna
·
Medan
Satria
·
Mustika
Jaya
·
Pondok
Gede
·
Pondok
Melati
·
Rawalumbu
KEPENDUDUKAN
Berdasarkan
sensus tahun 2010, kecamatan Bekasi Utara merupakan wilayah dengan tingkat
kepadatan tertinggi di Kota Bekasi, yakni sebesar 12.237 jiwa/km² dan kecamatan
Bantar Gebang dengan kepadatan 4.310 jiwa/km² menjadi yang terendah. Sementara
pencari kerja di kota ini didominasi oleh tamatan SMA atau sederajat, yakni
sekitar 65,6% dari total pencari kerja terdaftar.
Sebagai kawasan
hunian masyarakat urban, Bekasi banyak membangun kota-kota mandiri, di
antaranya Kota Harapan Indah, Kemang Pratama, dan Galaxi City. Selain itu
pengembang Summarecon Agung juga sedang membangun kota mandiri Summarecon
Bekasi seluas 240 ha di kecamatan Bekasi Utara. Seiring dengan meningkatnya
jumlah masyarakat kelas menengah ke atas, Bekasi juga gencar melakukan
pembangunan apartemen dan pusat perbelanjaan mewah.
PEREKONOMIAN
Perekonomian
Bekasi ditunjang oleh kegiatan perdagangan, perhotelan, dan restoran. Pada
awalnya pusat pertokoan di Bekasi hanya berkembang di sepanjang jalan Ir. H.
Juanda yang membujur sepanjang 3 km dari alun-alun kota hingga terminal Bekasi.
Di jalan ini terdapat berbagai pusat pertokoan yang dibangun sejak tahun 1978.
Selanjutnya
sejak tahun 1993, kawasan sepanjang Jl. Ahmad Yani berkembang menjadi kawasan
perdagangan seiring dengan munculnya beberapa mal serta sentra niaga.
Pertumbuhan kawasan perdagangan terus berkembang hingga jalan K. H. Noer Ali
(Kalimalang), Kranji, dan Kota Harapan Indah.
Selain itu
keberadaan kawasan industri di kota ini, juga menjadi mesin pertumbuhan
ekonominya, dengan menempatkan industri pengolahan sebagai yang utama. Lokasi
industri di Kota Bekasi terdapat di kawasan Rawa Lumbu dan Medan Satria.
Pertumbuhan
ekonomi merupakan indikator yang dapat menggambarkan kinerja perekonomian di
suatu wilayah. Kecuali pada tahun 2004, pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi selalu
di atas Jawa Barat dan Indonesia. Pada tahun 2004 ekonomi Kota Bekasi tumbuh
5,38% dan pertumbuhan ini lebih tinggi dari Jawa Barat (4,77%) tetapi di bawah
LPE Indonesia yang mencapai 5,50%. Pada tahun 2005 dengan 5,65%, LPE Kota
Bekasi sedikit lebih tinggi dari Jawa Barat dan Indonesia dengan 5,62% dan
5,55%. Demikian pula pada tahun 2006, LPE Kota Bekasi yang mencapai 6,07% masih
lebih baik dibandingkan Jawa Barat dan Indonesia yang hanya mencapai 6,01% dan
5,48%
Sumber:
http://syilgagemily.blogspot.co.uk/2012/06/pemetaan-sosial.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar