Manusia
Manusia atau
orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah
kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan
sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"),
sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan
tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang
bervariasi yang, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan
ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan
dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan
penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta
perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk
kelompok, dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan
manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah,
jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak
muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak
muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan
lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak,
remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua.
Selain itu masih
banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik
(warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi
sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota
partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh,
keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain
sebagainya.
HAKIKAT
MANUSIA
Menurut bahasa, hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang
sebenar-benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu
adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Dikalangan
tasawuf orang mencari hakikat diri manusia yang sebenarnya, karena itu muncul
kata-kata diri mencari sebenar-benar diri. Sama dengan pengertian itu mencari
hakikat jasad, hati, roh, nyawa, dan rahasia.
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah
swt. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan
tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini.Dikitab suci menerangkan bahwa
manusia berasal dari tanah.
Jadi hakekat manusia adalah kebenaran atas diri manusia itu sendiri
sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Hakekat Manusia Menurut Pandangan Umum Ialah Sebagai Berikut:
Pembicaraan manusia dapat ditinjau dalam berbagai perspektif, misalnya
perspektif filasafat, ekonomi, sosiologi, antropologi, psikologi, dan
spiritualitas Islam atau tasawuf, anatar lain :
a.
Dalam
perspektif filsafat.
Disimpulkan
bahwa manusia merupakan hewan yang berpikir karena memiliki nalar intelektual.
Dengan nalar intelektual itulah manusia dapat berpikir, menganalisis,
memperkirakan, meyimpulkan, membandingkan, dan sebagainya. Nalar intelektual
ini pula yang membuat manusia dapat membedakan antara yang baik dan yang jelek,
antara yang salah dan yang benar.
1.
Hakekat
Manusia
Pada
saat-saat tertentu dalam perjalanan hidupnya, manusia mempertanyakan tentang
asal-usul alam semesta dan asal-usul keber-ada-an dirinya sendiri. Terdapat dua
aliran pokok filsafat
yang memberikan jawaban
atas pertanyaan tersebut, yaitu Evolusionisme dan Kreasionisme
(J.D. Butler, 1968). Menurut
Evolusionisme, manusia adalah hasil
puncak dari mata
rantai evolusi yang
terjadi di alam
semesta. Manusia sebagaimana
halnya alam semesta ada dengan sendirinya berkembang dari alam itu sendiri, tanpa Pencipta. Penganut aliran
ini antara lain Herbert Spencer, Charles Darwin, dan Konosuke
Matsushita. Sebaliknya, Kreasionisme menyatakan bahwa asal usul manusia
sebagaimana halnya alam semesta adalah ciptaan suatu Creative Cause atau
Personality, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Penganut aliran ini antara lain Thomas
Aquinas . Memang kita dapat
menerima gagasan tentang
adanya proses evolusi
di alam semesta termasuk
pada diri manusia,
tetapi tentunya kita menolak pandangan yang menyatakan adanya manusia di alam
semesta semata-mata sebagai hasil evolusi dari alam itu sendiri, tanpa
Pencipta.
2.
Wujud
dan Potensi Manusia.
Wujud Manusia. menurut penganut
aliran Materialisme yaitu Julien
de La Mettrie bahwa esensi
manusia semata-mata bersifat
badani, esensi manusia
adalah tubuh atau fisiknya. Sebab
itu, segala hal yang bersifat kejiwaan, spiritual atau rohaniah
dipandangnya hanya sebagai
resonansi dari berfungsinya
badan atau organ
tubuh. Tubuhlah yang mempengaruhi jiwa. Contoh: Jika ada organ tubuh
luka muncullah rasa sakit. Pandangan hubungan
antara badan dan
jiwa seperti itu
dikenal sebagai Epiphenomenalisme
(J.D. Butler, 1968). Bertentangan
dengan gagasan Julien
de La Metrie,
menurut Plato salah seorang
penganut aliran Idealisme -bahwa esensi
manusia bersifat kejiwaan/spiritual/rohaniah. Memang Plato
tidak mengingkari adanya
aspek badan, namun menurut
dia jiwa mempunyai
kedudukan lebih tinggi
daripada badan.
b.
Dalam
Perspektif Ekonomi.
Dalam
perspektif ekonomi, manusia adalah makhluk ekonomi, yang dalam kehidupannya
tidak dapat lepas dari persoalan-persoalan ekonomi. Komunikasi interpersonal
untuk memenuhi hajat-hajat ekonomi atau kebutuhan-kebutuhan hidup sangat
menghiasi kehidupan mereka.
c.
Dalam
Perspektif Sosiologi.
Manusia
adalah makhluk social yang sejak lahir hingga matinya tidak pernah lepas dari
manusia lainnya. Bahkan, pola hidup bersama yang saling membutuhkan dan saling
ketergantungan menjadi hal yang dinafikkan dalam kehidupan sehari-hari manusia.
d.
Dalam
Perspektif Antropologi.
Manusia
adalah makhluk antropologis yang mengalami perubahan dan evolusi. Ia senantiasa
mengalami perubahan dan perkembangan yang dinamis.
e.
Dalam
Perspektif Psikologi.
Manusia
adalah makhluk yang memiliki jiwa. Jiwa merupakan hal yang esensisal dari diri
manusia dan kemanusiaannya. Dengan jiwa inilah, manusia dapat berkehendak,
berpikir, dan berkemauan.
Kebudayaan bangsa timur
Kebudayaan dapat
didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk
sosial yang digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan dan
pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya. Serta kebudayaan
merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam
bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.
Segala sesuatu yang terdapat di
dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat
itu. Di Indonesia banyak sekali kebudayaan dan kepribadianyang ada, karena
seperti yang kita tahu bahwa Indonesia memiliki banyak sekali suku sehingga
dengan sudah sangat pasti kebudayaannya pun berbeda.
Sistem ideologi
yang ada biasanya meliputi suatu kebudayaan adalah etika, norma, adat istiadat,
peraturan hukum yang berfungsi sebagai pengarahan dan pengikat perilaku manusia
atau masyarakat agar sesuai dengan kepribadian bangsa yang sopan, santun,
ramah, dan tidak melakukan hal – hal yang dapat mencoreng kepribadian bangsa.
Sistem sosial
meliputi hubungan dan kegiatan sosial di dalam masyarakat. Sistem teknologi
meliputi segala perhatian serta penggunaanya, sesuai dengan nilai budaya yang
berlaku. Pada saat unsur-unsur masing-masing kebudayaan saling menyusup. Proses
migrasi besar-besaran, dahulu kala, mempermudah berlangsungnya akulturasi
tersebut.
Pada dasarnya
masyarakat daerah timur dengan contoh Indonesia, sangat terbuka dan toleran
terhadap bangsa lain, tetapi selama masih sesuai dengan norma, etika serta adat
istiadat yang ada di Indonesia.
Pengertian kebudayaan
Kebudayaan
sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits
memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas
Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial,
ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual, dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett
Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo
Soemardjan, dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa,
dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat
diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi
tingkat pengetahuan, dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat
abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku, dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Unsur unsur kebudayaan
Ada beberapa
pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara
lain sebagai berikut:
Melville J. Herskovits menyebutkan
kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
1.
alat-alat
teknologi
2.
sistem
ekonomi
3.
keluarga
4.
kekuasaan
politik
Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4
unsur pokok yang meliputi:
1. sistem
norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
2.
organisasi
ekonomi
3. alat-alat,
dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah
lembaga pendidikan utama)
4.
organisasi
kekuatan (politik)
Kluckhohn mengemukakan ada 7 unsur
kebudayaan secara universal (universal categories of culture) yaitu:
1.
bahasa
2.
sistem
pengetahuan
3.
sistem
tekhnologi, dan peralatan
4.
sistem
kesenian
5.
sistem
mata pencarian hidup
6.
sistem
religi
7.
sistem
kekerabatan, dan organisasi kemasyarakatan
Wujud Kebudayaan
Terdapat 3 wujud kebudayaan, yaitu :
1. ide/
gagasan : suatu pola pikir, contoh wujud kebudayaan dari gagasan pada masyarakat
yogyakarta ialah mempercayai adanya hal hal yang berbau mistis,seperti
mempercayai benda benda pusaka, makna motif batik dan lain lainnya
2. aktifitas
: kegiatan/tindakan yang di lakukan
masyarakat. contoh wujud kebudayaan dari aktifitas pada masyarakat yogyakarta
ialah siraman pusaka,labuhan,pemberian sesajen padatempat yang di anggap
terdapat sesepuh yang telah tiada, dan lainnya
3. hasil
budaya : berupa suatu peninggalan,hasil karya/benda/fisik. contoh wujud
kebudayaan dari hasil budaya pada masyrakat yogyakarta ialah keraton,alun
alun,batik,keris dan lainnya
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan
dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
1.
Gagasan
(Wujud ideal)
Wujud
ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak;
tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam
kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut
menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan
ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga
masyarakat tersebut.
2.
Aktivitas
(tindakan)
Aktivitas
adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem
sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusialainnya menurut pola-pola
tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
3.
Artefak
(karya)
Artefak
adalah wujud kebudayaan fisikyang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga
wujud kebudayaan.
Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan
dapat digolongkan atas dua komponen utama:
1.
Kebudayaan
material
Kebudayaan
material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk
dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu
penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya.
Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat
terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
2.
Kebudayaan
nonmaterial
Kebudayaan
nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke
generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian
tradisional.
Orientasi Nilai Budaya
Terdapat banyak
nilai kehidupan yang ditanamkan oleh setiap budaya yang ada di dunia. Nilai
kebudayaan pasti berbeda-beda pada dasarnya tetapi kesekian banyak kebudayaan
di dunia ini memiliki orientasi-orientasi yang hampir sejalan terhadap yang
lainnya. Jika dilihat dari lima masalah dasar dalam hidup manusia,
orientasi-orientasi nilai budaya hampir serupa.Lima Masalah Dasar Dalam Hidup
yang Menentukan Orientasi Nilai Budaya Manusia ( kerangka Kluckhohn ) :
Hakekat Hidup
1.
Hidup
itu buruk
2.
Hidup
itu baik
3.
Hidup
bisa buruk dan baik, tetapi manusia tetap harus bisa berikthtiar agar
hidup bisa
menjadi baik.
4.
Hidup
adalah pasrah kepada nasib yang telah ditentukan.
Hakekat Karya
1.
Karya
itu untuk menafkahi hidup
2.
Karya
itu untuk kehormatan.
Persepsi Manusia Tentang Waktu
1.
Berorientasi
hanya kepada masa kini. Apa yang dilakukannya hanya untuk hari ini dan esok.
Tetapi orientasi ini bagus karena seseorang yang berorientasi kepada masa kini
pasti akan bekerja semaksimal mungkin untuk hari-harinya.
2. Orientasi
masa lalu. Masa lalu memang bagus untuk diorientasikan untuk menjadi sebuah
evolusi diri mengenai apa yang sepatutnya dilakukan dan yang tidak dilakukan.
3.
Orientasi
masa depan. Manusia yang futuristik pasti lebih maju dibandingkan dengan
lainnya, pikirannya terbentang jauh kedepan dan mempunyai pemikiran nyang lebih
matang mengenai langkah-langkah yang harus di lakukann nya.
Pandangan Terhadap Alam
1.
Manusia
tunduk kepada alam yang dashyat.
2.
Manusia
berusaha menjaga keselarasan dengan alam.
3.
Manusia
berusaha menguasai alam.
Hubungan Manusia Dengan Manusia
1. Orientasi
kolateral (horizontal), rasa ketergantungan kepada sesamanya, barjiwa gotong
royong.
2. Orientasi
vertikal, rasa ketergantungan kepada tokoh-tokoh yang mempunyai otoriter untuk
memerintah dan memimpin.
3.
Individualisme,
menilai tinggi uaha atas kekuatan sendiri
PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Pengertian
perubahan kebudayaan adalah suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi karena
ketidak sesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga
tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.
Contoh :
Masuknya mekanisme pertanian
mengakibatkan hilangnya beberapa jenis teknik pertanian tradisional seperti
teknik menumbuk padi dilesung diganti oleh teknik “Huller” di pabrik
penggilingan padi. Peranan buruh tani sebagai penumbuk padi jadi kehilangan
pekerjaan.
Semua terjadi karena adanya salah satu
atau beberapa unsur budaya yang tidak berfungsi lagi, sehingga menimbulkan
gangguan keseimbangan didalam masyarakat. Perubahan dalam kebudayaan mencakup
semua bagian yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi dan filsafat bahkan
perubahan dalam bentuk juga aturan-aturan organisasi social. Perubahan
kebudayaan akan berjalan terus-menerus tergantung dari dinamika masyarakatnya.
Ada faktor-faktor yang mendorong dan
menghambat perubahan kebudayaan yaitu:
a.
Mendorong
perubahan kebudayaan
1.
Adanya
unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi mudah berubah, terutama
unsur-unsur teknologi dan ekonomi ( kebudayaan material).
2. Adanya
individu-individu yang mudah menerima unsure-unsur perubahan kebudayaan,
terutama generasi muda.
3.
Adanya
faktor adaptasi dengan lingkungan alam yang mudah berubah.
b.
Menghambat
perubahan kebudayaan
1.
Adanya
unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi sukar berubah
2. seperti
:adat istiadat dan keyakinan agama ( kebudayaan non material)
3. Adanya
individu-individu yang sukar menerima unsure-unsur perubahan terutama generasi
tu yang kolot.
Ada juga faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya perubahan kebudayaan :
1.
Faktor
intern
Perubahan
Demografis
Perubahan
demografis disuatu daerah biasanya cenderung terus bertambah, akan
mengakibatkan terjadinya perubahan diberbagai sektor kehidupan, c/o: bidang
perekonomian, pertambahan penduduk akan mempengaruhi persedian kebutuhan
pangan, sandang, dan papan.
Konflik social
Konflik social
dapat mempengaruhi terjadinya perubahan kebudayaan dalam suatu masyarakat. c/o:
konflik kepentingan antara kaum pendatang dengan penduduk setempat didaerah
transmigrasi, untuk mengatasinya pemerintah mengikutsertakan penduduk setempat
dalam program pembangunan bersama-sama para transmigran.
Bencana alam
Bencana alam
yang menimpa masyarakat dapat mempngaruhi perubahan c/o; bencana banjir,
longsor, letusan gunung berapi masyarkat akan dievakuasi dan dipindahkan
ketempat yang baru, disanalah mereka harus beradaptasi dengan kondisi
lingkungan dan budaya setempat sehingga terjadi proses asimilasi maupun
akulturasi.
Perubahan
lingkungan alam
Perubahan
lingkungan ada beberapa faktor misalnya pendangkalan muara sungai yang
membentuk delta, rusaknya hutan karena erosi atau perubahan iklim sehingga
membentuk tegalan. Perubahan demikian dapat mengubah kebudayaan hal ini
disebabkan karena kebudayaan mempunyai daya adaptasi dengan lingkungan
setempat.
2.
Faktor
ekstern
Perdagangan
Indonesia
terletak pada jalur perdagangan Asia Timur denga India, Timur Tengah bahkan
Eropa Barat. Itulah sebabnya Indonesia sebagai persinggahan pedagang-pedagang
besar selain berdagang mereka juga memperkenalkan budaya mereka pada masyarakat
setempat sehingga terjadilah perubahan budaya dengan percampuran budaya yang
ada.
Penyebaran agama
Masuknya
unsur-unsur agama Hindhu dari India atau budaya Arab bersamaan proses
penyebaran agama Hindhu dan Islam ke Indonesia demikian pula masuknya
unsur-unsur budaya barat melalui proses penyebaran agama Kristen dan
kolonialisme.
Peperangan
Kedatangan
bangsa Barat ke Indonesia umumnya menimbulkan perlawanan keras dalam bentuk
peperangan, dalam suasana tersebut ikut masuk pula unsure-unsur budaya bangsa
asing ke Indonesia.
KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Dalam hal
membahas tentang hubungan antara manusia, masyarakat, dan kebuayaan ketiganya
saling berhubungan satu sama lain. Masyarakat adalah suatu organisasi manusia
yang saling berhubungandengan kebudayaan. Mc Iver pakar sosiologi politik
pernah mengatakan:”Manusia adalah makhluk yang dijerat oleh jaring – jaring
yang dirajutnya sendiri”. Jaring – jaring itu adalah kebudayaan. Mc Iver ingin
mengatakan bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang diciptakan oleh masyarakat
tetapi pada gilirannya merupakan suatu kekuatan yang mengatur bahkan memaksa
manusia untuk melakukan tindakan dengan “pola tertentu”.
Kebudayaan
bahkan bukan hanya merupakan kekuatan dari luar diri manusia tetapi bisa
tertanam dalam kepribadian individu. Dengan demikian kebudayaan merupakan
kekuatan pembentuk pola sikap dan perilaku manusia dari luar dan dari dalam.
Unsur paling sentral dalam suatu kebudayaan adalah nilai – nilai yang merupakan
suatu konsepsi tentang apa yang benar atau salah (nilai moral), baik atau buruk
(nilai etika) serta indah atau jelek (nilai estetika). Dari sistem nilai inilah
kemudian tumbuh norma yang merupakan patokan atau rambu – rambu yang mengatur
perilaku manusia di dalam masyarakat.
http://dwilailawidad.blogspot.co.id/2015/03/kaitan-antara-manusia-dan-kebudayaan.html
http://beniazhari.blogspot.co.id/2010/12/pengertian-perubahan-kebudayaan-adalah.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya#Pengertian_Budaya
http://dbybloq.blogspot.co.id/2012/05/kebudayaan-bangsa-timur.html
http://hanggaaksara.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-hakekat-manusia.html